Inilah Keajaiban Menyantuni Anak Yatim

Inilah Keajaiban Menyantuni Anak Yatim

Keajaiban Menyantuni Anak Yatim – Anak yatim adalah anak anak yang belum dewasa tetapi sudah ditinggal oleh salah satu orang tua, sedangkan yatim piatu adalah anak yang belum dewasa tetapi sudah tidak memiliki kedua orang tua karena meninggal.

Untuk itu sangat disarankan bagi kita yang mempunyai harta ataupun materi berlebih untuk bisa berbagi dan menyantuni anak yatim / piatu. Ini merupakan perbuatan mulia yang ganjarannya akan didapatkan di dunia maupun di akhirat.

Hal ini dibuktikan dengan adanya sebanyak 23 kali dalam Al-Qur’an yaitu 8 dalam bentuk tunggal, 14 dalam bentuk jamak dan 1 dalam bentuk dua (mutsanna) yang menyebutkan tentang anak yatim. 

Berikut Merupakan keajaiban menyantuni anak yatim yang perlu diketahui :

1. Berada di Tempat yang Sangat Dekat dengan Rasulullah Muhammad SAW 

Tentu saja, tidak semua umat Muslim memiliki keistimewaan untuk berada begitu dekat di surga kelak dengan manusia terbaik sepanjang masa Rasulullah SAW.

Umatnya yang menyayangi dan mencintai anak yatim lah yang kelak akan mendapatkan keistimewaan tersebut seperti hadits dibawah ini :

“Aku dan orang yang mengasuh atau mengasuh anak yatim piatu di Surga akan seperti ini,” lalu beraksi dengan jari telunjuk dan tengahku, dan meregangkannya sedikit. (HR Al-Bukhari, Al-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad dari penguasa Sahl ibn Saad).

keajaiban menyantuni anak yatim

2. Mengasuh Anak Yatim Dijamin Masuk Surga

Hal ini seperti di ungkapkan dalam sabda Rasulullah SAW yang berbunyi : “Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslim, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni.” (HR. Tirmidzi dari Ibnu Abbas). 

Selain itu, dalam hadist lain juga menerangkan bahwa seseorang yang memelihara anak yatim akan masuk surga dan berdekatan dengan Rasulullah SAW seperti dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah.

3. Memperoleh Pertolongan dari Allah SWT

Mereka yang beramal dan berbuat baik secara diam diam, termasuk juga menyantuni anak yatim akan menjadi salah satu manusia yang akan di selamatkan dan beri perlindungan dari Allah SWT di hari akhir nanti.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tujuh golongan orang yang akan diberi naungan oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan dari-Nya. Seorang pemimpin yang adil. 

Seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ‘azza wa jalla. Lelaki yang hatinya bergantung di masjid-masjid. 

Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah, mereka berdua bertemu dan berpisah karena-Nya. Seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan yang memiliki kedudukan dan kecantikan lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.

Seorang lelaki yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya. Dan seorang lelaki yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu mengalirlah air matanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Menghindarkan dari Siksa Akhirat

“Demi Yang Mengutusku dengan hak, Allah tidak akan menyiksa pada hari kiamat nanti orang yang menyayangi anak yatim, lemah lembut berbicara dengannya, menyayangi keyatiman dan kelemahannya. (HR. Thabrani dari Abu Hurairah). 

Hadist di atas menerangkan bahwa siapa saja seseorang yang menyayangi dan memelihara anak yatim maka akan di Jauhkan atau di hindarkan dari siksa akhirat kelak. 

Dari penjelasan di atas bahwa sudah jelas tentang keistimewaan anak yatim akan memberikan dampak luar biasa baik bagi setiap orang yang senantiasa membantu dan menyayanginya dengan tulus. 

Begitupun dengan membantunya, tidak perlu menggunakan harta berlimpah cukup dengan bersikap baik, menyayanginya dan tidak membentaknya. Namun, bagi yang memiliki rezeki berlebih hendaklah menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu meringankan beban hidupnya. Karena anak yatim perlu bantuan untuk tetap tumbuh dan memiliki masa depan lebih baik.  

Itulah beberapa keajaiban menyantuni anak yatim, semoga bermanfaat!

 

Bagaimana Cara Menyantuni Anak Yatim yang Baik ?

Bagaimana Cara Menyantuni Anak Yatim yang Baik ?

Bagaimana Cara Menyantuni Anak Yatim yang Baik – Yatim adalah anak-anak yang telah kehilangan ayahnya, jadi kita umat Islam patut menyantuni anak yatim. Terutama sebagai Muslim, kita perlu mencintai anak yatim dan membantunya dalam berbagai hal. 

Anak yatim membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua untuk mengembangkan kepribadiannya. Namun, dia tidak mendapatkan ini, karena ayah atau ibunya telah meninggal. Karenanya, membutuhkan orang lain yang bisa menggantikan peran orang tua untuk membimbing ke jalan yang benar. 

Tanpa perhatian dan kasih sayang, anak yang kehilangan orang tuanya tidak akan seimbang antara jasmani dan rohaninya yang membuat anak dapat tumbuh dengan seimbang. Karenanya, Rasulullah SAW berpesan agar umat Islam siap menggantikan peran ayah dan ibu dengan jaminan akan berdekatan dengan Rasulullah SAW di Syurga Nya nanti.

Bagaimana Cara Menyantuni Anak Yatim yang Baik ?

Nabi Muhammad Rasulullah SAW  tidak memberikan contoh rinci tentang bagaimana menghidupi dan menyantuni anak yatim piatu. Yang pasti cara menyantuni dan menghidupi anak yatim adalah penuh dengan kasih sayang, perhatian dan cinta. Selain itu, cara lain adalah dengan memenuhi kebutuhan hidup (seperti pangan, sandang, papan), kesehatan, pendidikan, dan segala sesuatu yang dibutuhkan seorang anak agar menjadi anak yang sehat, mandiri, dan berguna.

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa ada seorang laki-laki yang mengadukan kekerasan hatinya kepada Rasulullah saw, maka beliau bersabda: ‘Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang miskin.’” [HR. Ahmad dengan perawi shahih].

Hadits diatas menjelaskan bahwa ketika kita mengusap kepala anak yatim dan memberi makan orang miskin maka itu merupakan kebaikan dan akan memberi pengaruh positif pada orang yang melakukannya.

Bagaimana Cara Menyantuni Anak Yatim yang Baik

Kebaikan seperti itu dapat melembutkan hati seseorang yang keras, karena mengusap kepala anak yatim merupakan salah cara menunjukkan rasa sayang dan empati kita terhadap orang lain terutama anak yatim.

Pastinya yang boleh diusap kepalanya adalah mereka yang belum dewasa, tidak boleh laki laki dewasa mengusap kepala anak yatim perempuan karena nantinya akan menimbulkan fitnah.

Selain cara-cara di atas, ada juga cara-cara untuk menyantuni anak yatim piatu lainnya, terutama dengan mengelola harta bendanya sesuai dengan syariat Islam. Keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kebutuhan mereka.

Citra anak yatim piatu yang terpenting adalah mengenalkannya pada keluarganya, kemudian memenuhi kebutuhannya, mengajari, dan mendidiknya hingga usia tua. Penjamin anak yatim harus diperlakukan seperti keluarga dalam hal makanan, sandang dan pendidikan

Saat ini banyak orang berpikiran bahwa menyayangi dan mencintai anak yatim hanya dari segi fisik maupun raganya saja, namun yang paling dasar adalah psikologis anak yang paling penting.

Anak yatim sejatinya membutuhkan dan merindukan sosok ayah/ibu sebagai role model dalam melakukan apapun. Mereka membutuhkan orang tua yang bisa menemani hari hari mereka, menjadi teman mengobrol dan menjalani kehidupan seperti keluarga pada umumnya.

Oleh sebab itu alangkah baiknya bila menyantuni tidak hanya berupa materi namun disertai pula dengan membuka komunikasi sesering mungkin guna memahami kebutuhan batin (psikologis) ataupun melihat minat dan bakat yang akan berguna untuk masa depannya kelak.

 

Hadits Tentang Mencintai Anak Yatim dan Artinya

Hadits Tentang Mencintai Anak Yatim dan Artinya

Hadits Tentang Mencintai Anak Yatim dan Artinya – Yatim adalah anak-anak yang telah kehilangan ayahnya, jadi kita umat Islam patut menyantuni anak yatim. Terutama sebagai Muslim, kita perlu mencintai anak yatim dan membantunya dalam berbagai hal. 

Anak yatim membutuhkan bimbingan dan kasih sayang orang tua untuk mengembangkan kepribadiannya. Namun, dia tidak mendapatkan ini, karena ayah atau ibunya telah meninggal. Karenanya, membutuhkan orang lain yang bisa menggantikan peran orang tua untuk membimbing ke jalan yang benar. 

Tanpa perhatian dan kasih sayang, anak yang kehilangan orang tuanya tidak akan seimbang antara jasmani dan rohaninya yang membuat anak dapat tumbuh dengan seimbang. Karenanya, Rasulullah SAW berpesan agar umat Islam siap menggantikan peran ayah dan ibu dengan jaminan akan berdekatan dengan Rasulullah SAW di Syurga Nya nanti.

Anak Yatim dan Dhuafa

Saat ini banyak orang berpikiran bahwa menyayangi dan mencintai anak yatim hanya dari segi fisik maupun raganya saja, namun yang paling dasar adalah psikologis anak yang paling penting.

Anak yatim sejatinya membutuhkan dan merindukan sosok ayah/ibu sebagai role model dalam melakukan apapun. Mereka membutuhkan orang tua yang bisa menemani hari hari mereka, menjadi teman mengobrol dan menjalani kehidupan seperti keluarga pada umumnya.

Oleh sebab itu alangkah baiknya bila menyantuni tidak hanya berupa materi namun disertai pula dengan membuka komunikasi sesering mungkin guna memahami kebutuhan batin (psikologis) ataupun melihat minat dan bakat yang akan berguna untuk masa depannya kelak.

Berikut merupakan Hadits Tentang Mencintai Anak Yatim dan Artinya 

خَيْرُ بَيْتٍ فِى اْلمُسْلِمِيْنَ  بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُحْسَنُ اِلَيْهِ وَشَرُّ بَيْتٍ فِى اْلمُسْلِمِيْنَ بَيْتٌ فِيْهِ يَتِيْمٌ يُسَاءُ اِلَيْهِ . رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهُ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ 

“Sebaik-baik rumah orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim dan diasuh dengan baik. Seburuk-buruk rumah orang islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan jahat.” (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah). 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَنَا وَ عَنْ أَبِي  . كَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَأَشَارَ بَيْنَهُمَا (رواه مسلم ) Artinya:”Aku dan orang-orang yang memelihara anak yatim di syurga seperti ini. Beliau menunjukkan telunjuk jari tengah serta beliau merenggangkan antara keduanya”. (HR. Muslim)

Penjelasan 

Hadits di atas  memberikan motivasi kepada kita semua untuk memperhatikan dan peduli dengan anak yatim. Orang yang dengan ikhlas memelihara dan mencintai anak yatim, akan mendapatkan kedudukan tinggi yang nanti nya akan berdampingan dengan Nabi Muhammad SAW layaknya jari tengah dan jari telunjuk.

Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.”

Daud a.s berkata: “Bersikaplah kamu kepada anak yatim sebagaimana seorang bapak yang penyayang.”

Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara  anak yatim di surga, seperti ini (sambil merenggangkan jari telunjuk dan jari tengah).”

Perbedaan Infaq dan Sedekah Yang Perlu Anda Ketahui

Perbedaan Infaq dan Sedekah Yang Perlu Anda Ketahui

Terkadang kita akan bingung bila di suruh membedakan antara Infaq dan Sedekah karena nyatanya, keduanya sama-sama mengeluarkan sebagian harta untuk mencari ridho Allah SWT. 

Menurut pengertiannya, infaq berasal dari kata Arab anfaqa yang artinya mengeluarkan, membelanjakan atau membiayai sesuatu yang berhubungan dengan perintah-perintah Allah.   

Sedangkan sedekah berasal dari kata Arab shadaqoh yang memiliki arti sebuah pemberian yang bertujuan untuk mencari ridho Allah.

Jika melihat dari pengertian keduanya jelas berbeda. Untuk itu, kita akan mencoba menelaah lebih lanjut tentang perbedaan infaq dan sedekah seperti berikut ini :

Perbedaan Hukum

Bila dilihat dari hukum Islam, infak dan sedekah berhukum sunah yang artinya dilakukan berpahala, tidak dikerjakan juga tidak berdosa. Keduanya berbeda dengan Zakat, amalan baik lainnya yang diharuskan mengeluarkan sebagian harta dan bersifat wajib bagi umat islam.

Meski sama-sama sunah, terdapat perbedaan antara infak dan sedekah.

Bentuk dan Konsep 

Perbedaan infak dan sedekah terletak pada bentuk dan konsepnya. Infaq merupakan harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kepentingan umum.

Sedangkan sedekah merupakan harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kepentingan umum.

Dari sini bisa dilihat bahwa perbedaan Infaq dan Sedekah bisa dilihat dari bentuknya atau wujud pemberiannya.Infaq hanya terbatas pada amalan berupa harta. Sedangkan sedekah tidak terbatas pada amalan yang berupa harta saja, bisa lebih general. Contohnya barang, tenaga dan pikiran juga bisa menjadi wujud pemberian sedekah. 

Itulah penjelasan tentang Perbedaan Infaq dan Sedekah. Keduanya merupakan amalan baik yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan disukai oleh Allah SWT. 

Jika Anda berencana untuk menyalurkan infaq, sedekah atau zakat. Anda bisa menyalurkannya di Yayasan Komitmen Bersama Indonesia Kuat (YKBIK) yang merupakan lembaga Penyelenggara layanan sosial dan layanan pendidikan untuk yatim dan dhuafa melalui pemberdayaan dana Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf (ZISWAF), serta dana lainnya yang halal dan legal, disalurkan kepada mereka yang berhak/mustahiq dalam bentuk bantuan sosial, bantuan pendidikan dan biaya pendidikan serta layanan kesehatan.

Pengertian Infaq dan Hukumnya Dalam Islam

Pengertian Infaq dan Hukumnya Dalam Islam

Infaq merupakan salah satu ibadah yang dapat menyempurnakan amalan baik kita. Banyak yang menilai bahwa antara infaq, sedekah dan zakat adalah hal yang sama, namun faktanya, ketiganya berbeda. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai infaq, mulai dari pengertian infaq serta hukumnya : 

Pengertian Infaq 

Terdapat beberapa pengertian infaq menurut dari masing-masing sumbernya. 

infaq berasal dari kata anfaqa–yunfiqu yang artinya membelanjakan atau membiayai yang berhubungan dengan perintah-perintah Allah.    

Menurut Bahasa infaq adalah pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat wajib) dengan tujuan untuk kebaikan. 

Sementara menurut istilah infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.

Hukum Infaq

Infaq memiliki 2 jenis hukum dalam islam yaitu infaq wajib dan infaq sunnah. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Infaq Wajib

Sesuai dengan namanya, Infaq wajib tentunya adalah infaq yang bersifat wajib untuk dilakukan. Ciri orang yang wajib untuk menunaikan infaq wajib ini adalah Orang yang sudah menikah, wajib melaksanakan infaq terhadap istri, anak, maupun orang tua. Kriteria infaq wajib ini lebih diperuntukan untuk orang-orang terdekat kita berupa memberi mereka nafkah agar hidup mereka sejahtera.

Infaq Sunnah

Berbeda dengan infaq wajib, infaq sunnah adalah infaq yang bersifat sunnah yang artinya dilakukan berpahala, tidak dikerjakan juga tidak berdosa. Infaq Sunnah adalah pemberian sebagian harta yang ditujukan kepada orang lain selain keluarga terdekat kita. 

Nah, itulah pembahasan mengenai Pengertian infaq dan hukumnya dalam islam. Sejatinya, infaq merupakan amalan baik yang bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun. Selain bisa melengkapi amalan baik kita, melakukan infaq juga bisa bermanfaat untuk saling membantu sesama manusia. Semoga informasi ini bermanfaat! 

Berikut ini Merupakan Ciri Ciri Kaum Dhuafa

Berikut ini Merupakan Ciri Ciri Kaum Dhuafa

Ciri Ciri Kaum Dhuafa – Istilah dhuafa seringkali kita dengar sebagai umat islam. Dhuafa mempunyai makna tidak berdaya atau lemah. Menurut istilah dhuafa mempunyai makna sebagai orang orang yang kehidupannya mengalami kelemahan, kesengsaraan, ketidakberdayaan dan kemiskinan.

Maka keadaan yang demikian itu membutuhkan pertolongan dan uluran tangan dari orang lain untuk dapat terus bertahan hidup. Mereka lah yang dapat dilihat kelemahannya baik secara ekonomi,fisik maupun psikis nya.

Pengertian Kaum Dhuafa 

Kata dhuafa bermula dari dh’afa atau dhi’afan yang memiliki makna lemah. Lemah dalam hal ini berkenaan dengan keadaan ataupun aspek kesejahteraan atau ekonomi.

Seperti yang tertuang dalam ayat berikut : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah (dhi’afan) , yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.”(QS An-Nisaa’: 9)

Hadits Tentang Menyantuni Anak Yatim dan Fakir Miskin

Perbedaan Dhuafa dan Fakir Miskin

Terdapat beberapa golongan Dhuafa seperti Anak Yatim Piatu, Fakir Miskin, Mualaf, Korban Bencana dan lain sebagainya.

Dari segi pengertian dan golongannya maka tak heran kaum dhuafa termasuk pada golongan orang yang menerima sumbangan atau donasi karena keadaannya yang membutuhkan uluran tangan untuk mengurangi beban hidupnya yang sulit. 

Lalu apa perbedaannya dengan Fakir dan Miskin? 

Menurut pengertiannya fakir adalah golongan orang yang tidak memiliki pekerjaan serta harta yang layak untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Sementara miskin adalah golongan orang yang memiliki pekerjaan dan harta namun tidak bisa sepenuhnya mencukupi kebutuhannya.

Ciri Ciri Kaum DHuafa

Bila dilihat dari tekanan hidup dan keadaan, maka ciri ciri kaum dhuafa dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 

  1. Mereka yang lemah terlihat dari keadaan dan sikap namun bukan disebabkan karena malas belajar dan mencari uang.
  2. Mereka yang lemah dapat dilihat dari sudut pandang fisik atau karena mereka tidak dapat melakukan aktivitas seperti lengan dan kaki yang patah, cacat mental, dan lansia yang sedang sakit.
  3. Mereka yang lemah dari segi ekonomi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya orang miskin, janda miskin, pengangguran, pengemis dan lain-lain.
  4. Orang yang lemah dipandang dari sudut pandang psikologis yang dievaluasi, bukan karena dia takut atau tidak sengaja
Pengertian Kaum Dhuafa yang Perlu Diketahui

Pengertian Kaum Dhuafa yang Perlu Diketahui

Pengertian Kaum Dhuafa – Istilah dhuafa seringkali kita dengar sebagai umat islam. Dhuafa mempunyai makna tidak berdaya atau lemah. Menurut istilah dhuafa mempunyai makna sebagai orang orang yang kehidupannya mengalami kelemahan, kesengsaraan, ketidakberdayaan dan kemiskinan.

Maka keadaan yang demikian itu membutuhkan pertolongan dan uluran tangan dari orang lain untuk dapat terus bertahan hidup. Mereka lah yang dapat dilihat kelemahannya baik secara ekonomi,fisik maupun psikis nya.

Pengertian Kaum Dhuafa 

Kata dhuafa bermula dari dh’afa atau dhi’afan yang memiliki makna lemah. Lemah dalam hal ini berkenaan dengan keadaan ataupun aspek kesejahteraan atau ekonomi.

Seperti yang tertuang dalam ayat berikut : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah (dhi’afan) , yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.”(QS An-Nisaa’: 9)

Hadits Tentang Menyantuni Anak Yatim dan Fakir Miskin

Dapat disimpulkan bahwa dhuafa bisa juga berarti kaum ataupun golongan yang lemah akibat dari kesewenang wenangan pemerintah atau sistem pemerintahan yang zalim. Akibat kesewenang wenangan dan sistem yang lemah ini melahirkan golongan masyarakat yang menjadi miskin secara struktural seperti banyaknya gelandangan, pengemis, anak yatim dan lain lain.

Lalu Siapa Sajakah Kaum Dhuafa Tersebut ?

1. Orang-orang Miskin

Orang yang dikatakan miskin adalah mereka yang secara jelas kekurangan harta dan finansial untuk memenuhi kehidupan dan kebutuhan pokok. Golongan ini berhak untuk mendapatkan pertolongan berupa zakat atau sedekah. Orang miskin juga termasuk ke 8 golongan yang berhak mendapatkan zakat atau sedekah.

2. Anak Yatim

Anak Yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh ayahnya saat belum dewasa. Mereka tergabung dalam kelompok karena masih membutuhkan kasih sayang, bimbingan, dan bantuan berupa materi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sekolah – khususnya anak yatim piatu.

3. Penyandang Disabilitas atau Cacat Fisik

Penyandang disabilitas atau cacat fisik biasanya mengalami kendala dan keterbatasan dalam mencari nafkah, apalagi jika keluarga tidak didukung. Karenanya,golongan dengan fisik yang lemah termasuk dalam kelompok dhuafa yang membutuhkan pertolongan.

4. Orang Lanjut Usia

Orang lanjut usia, umumnya terkuras secara fisik dan mental. Dia tidak dapat bekerja lagi dan membutuhkan dukungan keuangan dan kebutuhan dasarnya. Mulainya, sedekah untuk para lansia juga sangat baik, apalagi jika sudah dianggap lansia.

5. Janda Miskin

Seorang janda adalah seorang wanita yang suaminya meninggal dan saat ini hidup sendiri tanpa pendamping. Dalam keadaan tertentu, janda miskin biasanya tidak memiliki sumber penghasilan. Wanita seperti ini termasuk orang miskin yang berhak mendapatkan zakat atau sedekah.

6. Tenaga kerja Kasar atau Buruh

Buruh atau pekerja kasar pada umumnya adalah mereka yang bekerja dengan kekuatan fisik dan dalam jangka waktu yang lama, namun dari segi penghasilan masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Orang yang bertingkah seperti ini bisa dikategorikan miskin dan butuh pertolongan jadi lebih intens.

7. Rakyat Kecil yang Teraniaya

Misalnya, rakyat-rakyat yang teraniaya ini seperti saudara-saudari kita di Palestina. Mereka adalah golongan yang tanah airnya dijajah dan tidak memiliki kemerdekaan serta membutuhkan bantuan agar bisa bebas. Karena itu, rakyat yang teraniaya bisa termasuk orang miskin.

Sedekah Yang Tidak Dibolehkan

Sedekah Yang Tidak Dibolehkan

Sedekah Yang Tidak Dibolehkan – Sedekah adalah tindakan yang terpuji yang bisa mendatangkan pahala sekaligus bisa menolong sesama manusia yang lebih membutuhkan. namun tahukah Anda bahwa ada sedekah yang tidak dibolehkan. Kira – kira apa yah?

Pada artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang Siapa Yang Berhak Menerima Sedekah dan pada artikel kali ini kita akan membahas tentang sedekah yang tidak diperbolehkan. Berikut adalah ulasan yang kami rangkum.

1. Sedekah Barang Bukan Milik Sendiri

Salah satu sedekah yang tidak diperbolehkan adalah dengan memberikan barang atau harta yang bukan milik kita sendiri. Barang yang dihasilkan seperti misalnya dari mencuri, merampok atau korupsi. Lantaran Allah tidak akan menerima sedekah dari yang haram atau bersumber dari cara yang haram. Sedekahlah dengan harta sendiri yang dihasilkan dengan cara halal. 

2. Memiliki Hutang

Bagi orang yang memiliki hutang tidak diwajibkan untuk bersedekah hal ini dikarenakan lebih baik membayar hutangnya terlebih dahulu baru setelah itu bersedekah. Alasan ini dikarenakan, hutang adalah kewajiban yang harus dituntaskan mengingat ada hak orang lain disana. 

3. Ada maksud agar dapat balasan yang lebih

Sedekah adalah salah satu bentuk ibadah, oleh karena itu hendaknya dalam menyalurkan sedekah di ikuti oleh rasa ikhlas untuk membantu sesama bukan ada niatan tersembunyi dan berharap suatu saat kita akan mendapatkan balasan yang lebih dari orang yang kita tolong.

Hal ini seperti sudah diterangkan dalam ayat berikut :

“Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.” (QS al-Muddatstsir [74]:6)

Sedekah merupakan amal kebaikan yang wajib ditunaikan oleh siapa saja namun dengan cara yang benar. Karena sedekah yang dilakukan dengan cara yang benar bukan hanya akan menambah pahala namun juga mendapat ridho Allah SWT. Semoga bermanfaat!

Siapa Yang Berhak Menerima Sedekah?

Siapa Yang Berhak Menerima Sedekah?

Sedekah Kepada Siapa? Pertanyaan ini mungkin muncul ketika Anda berniat untuk menyisihkan sebagian harta untuk berbagi sesama. Memang terkadang, kita harus tahu dahulu bagaimana kondisi serta situasi seseorang yang hendak kita beri sedekah agar tepat sasaran. Harus benar-benar cermat dan sesuai dengan keadaan dimana seseorang yang akan kita beri sedekah dalam keadaan sulit dan perlu mendapat bantuan.

Nah, biar tak salah sasaran. Berikut adalah golongan orang-orang yang berhak menerima sedekah :

1. Keluarga

Keluarga atau sanak saudara adalah orang terdekat kita. Sehingga membantu saudara yang sedang kesulitan adalah hal yang utama sebelum sedekah kepada orang lain. Bantulan saudara Anda yang sedang kesulitan terlebih dahulu dengan memberikannya sedekah berupa kebutuhan yang cukup genting. Anda bisa memberikan sedekah berupa sembako ataupun beberapa lembar uang yang bisa membantu ataupun menyokong kebutuhan makanannya.

2. Tetangga Dekat

Selain keluarga, sedekah juga bisa dilakukan pada tetangga dekat atau sekitar rumah. Mengingat, tetangga merupakan salah satu orang yang dekat dengan kita. Sedekah tidak harus menggunakan uang, dengan berbagi makanan dan sembako juga bisa. Hanya saja, sebelumnya pastikan tetangga mana yang benar-benar sedang membutuhkan sedekah dari Anda.

3. Anak Yatim Piatu

Anak yatim piatu merupakan anak yang belum mencapai usia baligh dan tidak mempunyai salah satu orangtua ataupun keduanya. Itulah, kenapa kita disarankan untuk memberikan sedekah kepada anak yatim piatu karena tidak ada yang menopang hidupnya kecuali kita. Anda bisa memberi sedekah kepada anak yatim di lingkungan sekitar Anda atau kalau tidak ada, Anda bisa menyalurkannya ke panti asuhan atau yayasan yang bisa menyalurkannya seperti Yayasan Komitmen Bersama Indonesia Kuat (YKBIK).

4. Dhuafa

Kaum dhuafa adalah golongan  orang -orang lemah dalam artian tidak berdaya karena keadaannya bukan karena sifat malas. Yang termasuk golongan ini seperti fakir miskin, seorang janda, mualaf, korban bencana dan lain sebagainya.

Memberikan sedekah hendaknya diiringi dengan rasa tulus dan ikhlas untuk berbagi. Semoga artikel ini bermanfaat dan Anda tidak lagi bingung untuk memberikan Sedekah Kepada Siapa. 

Berbagi Dengan Anak Yatim dan Dhuafa

Berbagi Dengan Anak Yatim dan Dhuafa

Berbagi bukan hanya akan mendatangkan pahala bagi yang mengerjakannya namun juga akan menimbulkan aksi sosial yang sangat bermanfaat bagi sesama manusia. Dalam hal ini, kita akan membahas mengenai berbagi dengan Anak yatim dan dhuafa serta mengapa kita harus berbagi dengan keduanya?

Anak yatim adalah anak yang sudah tidak memiliki orangtua atau salah satu orangtua sehingga tidak ada yang menjamin akan kebutuhannya di masa depan. Sementara Dhuafa adalah golongan orang -orang lemah dalam artian tidak berdaya karena keadaannya bukan karena sifat malas. Contohnya seperti Anak Yatim Piatu, Fakir Miskin, Mualaf, Korban Bencana dan lain sebagainya.

Terdapat manfaat dan keistimewaan bagi kita yang hendak berbagi dengan Anak Yatim dan Dhuafa antara lain Di doa kan Malaikat, Hartanya akan diganti oleh Allah SWT, Ditempatkan di dekat Rasulullah SAW, Dinaungi Allah SWT dan Tidak termasuk golongan yang ingkar atas hari pembalasan serta masih banyak lagi yang lainnya.

Baca Juga : Cara Menyantuni Kaum Dhuafa 

Yayasan Komitmen Bersama Indonesia Kuat (YKBIK) adalah salah satu lembaga yang bisa menyalurkan dana bantuan Anda kepada yang membutuhkan melalui pemberdayaan dana Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf (ZISWAF), serta dana lainnya yang halal dan legal. Dimana semua dana yang masuk akan disalurkan dalam bentuk bantuan sosial, bantuan pendidikan dan biaya pendidikan serta layanan kesehatan.

Yayasan Komitmen Bersama Indonesia Kuat telah terdaftar di Dinas Sosial Kota Bekasi dan Provinsi Jawa Barat, serta legalitas dari BAZNAS Kota Bekasi, sebagai Unit Pengelola Zakat. Sehingga dana yang Anda salurkan akan aman dan disalurkan kepada orang yang membutuhkan. 

Jika Anda ingin menyalurkan donasi, Anda bisa mengirimkan donasi Anda melalui rekening berikut ini :

REKENING DONASI

BRI : 3313-01-000795-50-4

Mandiri : 167-00-0245958-3

BCA : 0663308049

Muamalat : 4580003446

A/n Yayasan Komitmen Bersama Indonesia Kuat

Home

Laporan

Donasi

Blog

Chat